My Cheerleader is: Me,Myself and I
Aku, ya aku. Aku mengenal diriku. Aku tahu apa kekuranganku dan kelebihanku.
Ya, kelebihanku, aku orang yang gak kenal takut akan siapapun kecuali Tuhan. Aku berani mengambil keputusan walau beresiko dan jika itu salah, aku berani bertanggung jawab. Dan aku, gak mudah untuk percaya dengan teori-teori primitiv temanku yang sebetulnya didengar saja sudah KETAHUAN BOHONGNYA karena sangat tidak logis. Dan aku tidak suka wanita yang lemah. Ya, wanita itu lemah lembut tapi bukan berarti harus LEMAH dalam kekuatan.
Dan aku suka membela anak-anak menengah kebawah yang suka dibully oleh para anak populer walaupun aku bagian dari mereka. Dan aku menilai orang berdasarkan pertimbangan dan jika aku ingin mengintrospeksinya, aku akan coba mengenal dirinya terlebih dahulu dan menyiapkan kata-kata agar orang yang kuintrospeksi itu tidak sakit hati.
Tapi kelemahanku, Aku agak sombong, karena aku keturunan bangsawan, ya itu wajar. Dan aku cukup egois, dan suka membanding-bandingkan orang lain.
Dan tadi baru saja ketika aku berbicara kepada Fatiya, (jika aku berbicara kepada Fatiya aku suka disok2in gaya bicaranya) si Nadiva bilang "Udah baligh ngomong masih sok imut." dan Fatiya menimpali dengan "Ya, gimana sih?"
Astaghfirullah, Nadiva dan Fatiya, jika ingin mengkritik orang lain itu, apa mereka gak berfikir sebelum berbicara terlebih dahulu? Dan aku berbicara seperti itu hanya kepada Fatiya. Dan aku tau cara gaya bicaraku dengan orang lain. jika sama Fatiya, aku digayain. Jika sama teman perempuanku, guruku, dan orang yang lebih tua, aku lebih melembutkan gaya bicaraku.
Ya Allah, betapa sakitnya hatiku ketika sahabatku sendiri menyetujui orang yang sudah MENYAKITI HATIKU. Apa dia masih pantas disebut sebagai SAHABAT?!
Dan kejadian 4 tahun lalu, aku masih mengingatnya. Dan penyebab kejadian itu adalah dia. APA DIA BELUM PUAS UNTUK MENYAKITIKU!?! Kelas 5 aku memaafkannya dan menerimanya sebagai sahabatku, tapi dia menyia2kannya sekarang. Dia kembali seperti dulu, seperti orang yang gak punya hati.
Dia sebut aku: orang yang gak bisa membedakan antara baik dan buruk, kekanak-kanakkan tapi sok dewasa. Apa lagi?! Ayo, aku mau dengar lebih banyak! Aku gak bakal mengintrospeksi kamu seperti apa yang telah kamu lakukan kepadaku! Sebut lagi! Ayo sebut!
Disisi lain kamu sibuk mengintrospeksiku, disisi lain aku sibuk mencatat kata2 dan kesalahanmu untuk dimintai pertanggung jawaban suatu hari nanti.
-Aisyah-